Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap
Perkembangan Sosial
Pertumbuhan penduduk yang
signifikan akan berdampak pada perubahan sosial kehidupan masyarakat Indonesia.
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan dalam suatu masyarakat yang
mempengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap
dan pola-pola perilaku dalam masyarakat. Berikut adalah penjelasan mengenai
pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap perkembangan sosial di masyarakat.
a. Meningkatnya permintaan terhadap kebutuhan sandang, pangan,dan papan
Setiap manusia pasti
memiliki kebutuhan pokok yang harus terpenuhi, yakni sandang, pangan, dan
papan. Ketiga kebutuhan ini tak terelakkan lagi harus terpenuhi untuk
kelanjutan hidup manusia. Kebutuhan akan sandang dapat dipenuhi oleh industry
tekstil,kebutuhan akan pangan dapat dipenuhi oleh industri pertanian(salah
satunya), dan kebutuhan papan dapat dipenuhi oleh industry bahan bangunan
(salah satunya). Jika terjadi ledakan jumlah penduduk, maka semakin banyak pula
manusia yang membutuhkan asupan sandang, pangan, dan papan.Tapi apa yang
terjadi jika ternyata stok sandang, pangan, dan papan yang ada ternyata tidak
mampu memenuhi kebutuhan penduduk yang jumlahnya semakin bertambah ?
Dalam buku berjudul The
Population Bomb (Ledakan Penduduk) pada tahun 1968
oleh Paul
R. Ehrlich meramalkan adanya bencana kemanusiaan akibat
terlalu banyaknya penduduk dan ledakan penduduk. Karya tersebut menggunakan
argumen yang sama seperti yang dikemukakan Thomas Malthus dalam An Essay on the Principle of Population (1798),
bahwa laju pertumbuhan penduduk mengikuti pertumbuhan eksponensial dan akan
melampaui suplai makanan yang akan mengakibatkan kelaparan . Sebagai
contoh untuk kebutuhan pangan, pemerintah memiliki BULOG (Badan Urusan
Logistik) untuk pemerintah pusatdan DOLOG (Depot Logistik) untuk pemerintah
daerah yang berfungsi salah satunya untuk menjamin ketersediaan kebutuhan
pangan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, dan lain-lain. Semakin
bertambahnya penduduk, maka akan semakin banyak pula kebutuhan pangan pokok
yang harus disediakan oleh DOLOG.Bagaimana jika kebutuhan sembako yang
disediakan oleh DOLOG ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan penduduk di daerah
itu? Tentu sembako akan menjadi barang rebutan dan akan menjadi barang yang
langka yang mengakibatkan harganya akan semakin melonjak dan masyarakat yang
berada di kelas ekonomi menengah ke bawah tidak mampu membeli kebutuhan pangan
tersebut, dan tentu akan berdampak pada kemiskinan yang kian parah.
b. Berkurangnya lahan tempat tinggal
Untuk memenuhi kebutuhan
papan yakni rumah tentu kita memerlukan lahan untuk membangun. Semakin
bertambah banyak penduduk, tentu kebutuhan akan rumah semakin banyak dan
otomatis lahan yang dibutuhkan semakin banyak. Sementara lahan yang tersedia
luasnya tetap. Yang akan terjadi adalah padatnya pemukiman dan sedikit sekali
lahan-lahan kosong yang tersisa karena semakin sedikitnya lahan yang kosong,
akan membuat harga tanah semakin melonjak, dan tentu saja masyarakat ekonomi
menengah ke bawah tidak mampu membeli tanah untuk membangun rumah, sehingga
mereka mencari “lahan” lain untuk tinggal, seperti kolong jembatan, taman kota,
stasiun, emperan toko, dan lain-lain.
Tidak hanya untuk memenuhi
kebutuhan papan, untuk memenuhi kebutuhan pangan pun kita memerlukan lahan. Misalnya
beras, untuk menghasilkan beras tentu diperlukan sawah untukmenanam
padi.Semakin bertambahnya penduduk semakin bertambah pula kebutuhan akan beras
. Dan semakin bertambahnya kebutuhan beras akan semakin bertambah pula
kebutuhan akan lahan untuk menanam padi. Apa yang terjadi jika lahan ‘lumbung
padi’ nasional semakin lama semakin berkurang ? Jika kita dilihat dua
fenomena di atas, ledakan penduduk akan mengakibatkan terjadinya
perebutan lahan untuk perumahan dan pertanian. Dan sebagian besar fenomena yang
terjadi dewasa ini adalah pengikisan lahan yang lebih diutamakan untuk
perumahan. Kemudian ledakan penduduk juga akan berakibat semakin berkurangnya
rasio antara luas lahan dan jumlah penduduk atau yang biasa kita sebut
dengan kepadatan penduduk.
c. Meningkatnya investor yang datang
Dengan banyaknya jumlah
penduduk akan berakibat menjamurnya pusat perbelanjaan. Seorang pengusaha tentu
akan membangun usahanya ditempat yang strategis, tempat yang ramai, dan tempat
yang menurutnya banyak terdapat konsumen. Kawasan padat penduduklah yang akan
menjadi incaran para investor atau pengusaha. Untuk daerah perkotaan, para
pengusaha akan cenderung untuk membangun pusat perbelanjaan modern atau yang
biasa kita sebut Mall. Mungkin menurut sebagian besar orang, suatu
daerah yang memiliki banyak Mall mencirikan bahwa daerah
tersebut adalah daerah metropolitan yang masyarakatnya cenderung berada di
kelas ekonomi menengah ke atas dan akan mendongkrak gengsi masyarakat. Padahal
fakta yang ada di balik fenomena menjamurnya pusat perbelanjaan modern adalah
meningkatnya sifat konsumtif. Jika jumlah pusat perbelanjaan di suatu
daerah semakin banyak, lama kelamaan akan menimbulkan sifat konsumtif
masyarakat di daerah tersebut.
Sifat konsumtif dapat
berujung ke sifat malas, tidak kreatif,dan akhirnya akan menuju ke arah
kemiskinan. Mengapa sifat konsumtif dapat berujung ke sifat malas ? Hal ini
disebabkan karena masyarakat merasa semuanya sudah tersedia di pusat
perbelanjaan tersebut. Sehingga mereka malas untuk memproduksi sesuatu.
Dan akibatnya masyarakat akan terus bergantung pada keberadaan pusat
perbelanjaan tersebut dan menjadi masyarakat yang tidak produktif.
d. Meningkatnya angka pengangguran
Semakin bertambahnya
jumlah penduduk tentu akan meningkatkan jumlah tenaga kerja yang tersedia.
Namun bagaimana jika lapangan pekerjaan yang tersedia tidak cukup menampung
jumlah tenaga kerja yang ada? Tentu hal ini akan berdampak pada meningkatnya
angka pengangguran.
Ledakan penduduk adalah
masalah yang harus segera ditangani dengan serius oleh pihak-pihak yang terkait
karena apabila permasalahan ini terus berlanjut akan mengakibatkan
dampak-dampak yang telah dijelaskan. Adapun solusi yang dapat menyelesaikan
permasalahan ledakan penduduk yaitu:
a. Melakukan program
transmigrasi
b. Menggalakkan program
keluarga berencana
c. Mengoptimalkan lahan dengan
menggunakan teknologi.
d. Pemerataan pembangunan
pengaruh
kebudayaan terhadap ilmu sosial
Terciptanya sebuah kebudayaan bukan
hanya dari buah pikir dan budi manusia, tetapi juga dikarenakan adanya
interaksi antara manusia dengan alam sekitarnya. Bahkan dalam agama, dikatakan
manusia sebagai khalifah atau pemimpin di bumi ini. Maka ia pun dianugerahi
daya cipta, rasa dan karsa yang luar biasa dari Sang Maha Pencipta.
Sebuah dialektika terjadi disini, sebab
kebudayaan itu ada karena diciptakan oleh manusia, dan manusia hidup di antara
kebudayaan yang diciptakannya sendiri. Oleh karenanya kebudayaan akan terus ada
jika manusia pun ada.
Definisi Sosial Budaya pun dapat berkembang dan tercipta
karena adanya kaitan erat antara kebudayaan dan sosial itu sendiri. Perubahan
kebudayaan bisa saja terjadi akibat adanya perubahan sosial dalam masyarakat,
begitu pula hal yang sebaliknya pun dapat terjadi.
Peran dan Dampak Negatif
Sosial Budaya
Kita pun perlu mengetahui peran dan dampak negaif untuk lebih memahami
definisi sosial budaya. Jadi, kebudayaan pun memiliki peran dalam kehidupan
sosial manusia, diantaranya adalah:
1. Sebagai
pedoman dalam hubungan antara manusia dengan komunitas atau kelompoknya.
2. Sebagai
simbol pembeda antara manusia dengan binatang
3. Sebagai
petunjuk atau tata cara tentang bagaimana manusia harus berperilaku dalam
kehidupan sosialnya.
4. Sebagai
modal dan dasar dalam pembangunan kehidupan manusia.
Tidak berarti pula penciptaan sosial budaya itu kemudian tak memiliki dampak negatif. Bila kebudayaan yang ada kemudian menimbulkan ekses negatif bagi kehidupan sosial adalah sesuatu yang perlu dipikirkan ulang, jika ingin menciptakan sebuah budaya.
Beberapa dampak negatif
kebudayaan bagi kehidupan sosial manusia, antara lain:
1. Menimbulkan kerusakan lingkungan dan
kelangsungan ekosistem alam
2. Mengakibatkan adanya kesenjangan
sosial yang kemudian menjadi penyebab munculnya penyakit-penyakit sosial,
termasuknya tingginya tingkat kriminalitas.
3. Mengurangi bahkan dapat
menghilangkan ikatan batin dan moral yang biasanya dekat dalam hubungan sosial
antar masyarakat.
Contoh: Situs jejaring sosial yang banyak bermunculan membuat orang tak memiliki kebutuhan untuk bertemu langsung. Sehingga terkikislah kebutuhan berkumpul dengan ilusi pertemuan di dunia maya.
Hubungan Antara Masalah Penduduk dengan Perkembangan
Kebudayaan
“ Kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat “ (Selo Sumarjan
dan Soelaeman Soemardi)
Tidak ada kebudayaan yang statis,
semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya
adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan.
Gerak manusia terjadi oleh karena mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia
lain.
Terjadinya gerak / perubahan ini
disebabkan oleh beberapa hal :
1. Sebab-sebab
yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan
jumlah dan komposisi penduduk.
2. Sebab-sebab
perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang
hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan
kebudayaan lain, cenderung untuk berubah lebih cepat.
Gerak tersebut tidak hanya
disebabkan oleh jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi
kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.
Perubahan kebudayaan terjadi apabila
suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur
suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur
kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan
sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Beberapa masalah yang menyangkut proses itu adalah :
Beberapa masalah yang menyangkut proses itu adalah :
o Unsur kebudayaan asing manakah yang
mudah diterima
o Unsur kebudayaan asing manakah yang
sulit diterima
o Individu manakah yang cepat menerima
unsur-unsur baru
o Ketegangan apakah yang timbul
sebagai akibat akulturasi tersebut
Secara sederhana hubungan antara
manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan
kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana
itu hubungan keduanya? Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai
dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tapi keduanya merupakan
satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu
tercipta, maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak
bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat
kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan-peraturan
kemasyarakatan. Pada awalnya peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya
harus patuh terhadap peraturan tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu
merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam suatu
kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.
Hubungan antara manusia dan
kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan
masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama
lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang
lebih awal muncul, manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan
keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan
dapat dilakukan dengan lebih cermat.
0 komentar:
Posting Komentar